Amal yang diterima menjadi rukun kebahagiaan dan kesuksesan di dunia
dan akhirat. Bersedekah merupakan amal yang sangat terpuji yang
mendekatkan diri kita kepada Allah dan melindungi kita dari
keburukan-keburukan.
“Perumpamaan harta yang diinfakkan di jalan
Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, yang
pada setiap bulirnya berisi seratus biji. Allah melipatgandakan pahala
bagi siapa saja yang Dia kehendaki.” (QS Al-Baqarah : 261)
Namun
hendaknya kita ingat kembali bahwa pahala besar itu hanyalah diberikan
kepada orang-orang yang ikhlas mengharapkan wajah Allah SWT dan tidak
mengharapkan pujian manusia. Namun menjaga keikhlasan ini tidaklah
mudah, boleh jadi ketika memberikan sedekah, saat itu sedekah atau infak
kita disertai dengan niat yang ikhlas, namun beberapa hari atau
beberapa bulan kemudian, boleh jadi keikhlasan itu tercemari dengan
lisan yang tidak terjaga, yakni mengungkit-ungkitnya atau membicarakan
kembali pemberian itu kepada orang yang diberikan atau kepada orang
lain, dan hendaknya kita ketahui bahwa hal ini sangat dilarang, karena
ketika kita mengungkit-ungkit pemberian kepada orang lain, maka secara
otomatis orang yang menerima pemberian kita akan merasa terhinakan, dan
iapun akan merasa rendah diri.
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya
dan menyakiti perasaan si penerima, seperti orang yang menafkahkan
hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah
dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang
diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu
menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu
pun dari apa yang mereka usahakan, dan Alloh tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang kafir.” (Al- Baqarah:264).
Pahala sedekah
itu dapat hilang disebabkan karena diungkit-ungkit dan tindakan berupa
menyakiti orang yang diberi sedekah setelah sedekah diberikan. Celaka
dan merugilah mereka, orang yang mengungkit-ungkit pemberian dan tidak
masuk surga.
Mengungkit-ungkit pemberian dan menyakiti si
penerima merupakan sifat orang yang bakhil, karena dia merasa takjub
dengan pemberiannya, Ia pun merasa pemberiannya adalah perkara yang
besar meskipun sebenarnya kecil, Lalu ia iringi pemberiannya itu dengan
mengungkit-ungkitnya dan menyakiti hati si penerima karena ia mengira
dirinyalah yang telah memberi dan berjasa, maka sangat jelas sekali
bahwa perbuatan ini merupakan larangan dalam islam.
betapa
besarnya keburukan lisan yang tidak terjaga. Dan inilah aturan islam,
betapa islam telah mengatur kehidupan ini dengan begitu indahnya, di
satu sisi islam memerintahkan kita untuk bersedekah, tapi islam juga
mengingatkan kepada kita atau melarang kita untuk mengungkit-ungkit
pemberian, dan larangan ini adalah termasuk ke dalam dosa besar, sebab
setiap dosa yang terdapat ancamannya dari Allah SWT atau Rasulullah SAW,
berarti hal itu termasuk dosa besar.
Semoga bermanfaat..:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar